Capek rasanya leher ini kalau terus-terusan menonggakkan kepala ke "atas". Kelakuan para elite politik di atas memang sudah tidak masuk akal lagi. Di tengah-tengah duka beberapa saudara kita di pulau Jawa, para wakil rakyat yang baru--yang kerja juga belum--malah mau berpesta. Biaya yang dianggarkan utntuk acara pelantikan DPR, DPD, dan DPRD pada 1 Oktober konon mencapai Rp78,61 miliar. Roy Salam, peneliti Indonesia Budget Center (IBC), mengatakan bahwa dana tersebut belum termasuk dana yang dianggarkan di sekretariat DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Kalau semuanya dicatat, biaya pelantikan dewan di seluruh Indonesia bisa mencapai ratusan miliar.
Konyol memang! Pelantikan yang mungkin hanya menelan waktu hitungan jam saja harus menghabiskan uang rakyat yang segitu besar. Seperti yang di lansir dalam harian Media Indonesia, untuk hadir dalam pelantikan, anggota DPRD di sebuah wilayah, misalnya, harus mengenakan PIN kecil yang harganya dibanderol Rp5 juta per orang, belum lagi baju dinas yang harus diapakai anggota DPRD yang rata-rata juga mencapai Rp5 juta per orang.
Wajar tidak sih? Apa pentingnya PIN dengan biaya semahal itu? Apa harus uang rakyat yang dipakai untuk membeli baju dinas mereka? Mendingan uang-uang itu kita pakai buat rakyat kita yang kelaparan di Yahukimo, atau korban gempa di Jawa.
Lalu dimana pembuktian komitmen untuk mengabdi kepada masyarakat seperti yang selalu mereka jual di masa kampanye kemarin, belum juga kerja sudah dimanja.
Ingat!!! Pelantikan ini tidak lebih dari sebuah seremoni untuk pengambilan sumpah. itu juga kalau sumpahnya beneran. Lihat saja kinerja jeblok para wakil rakyat hasil pemilu 2004. Beberapa orang dari mereka berpindah kantor dari senayan ke penjara. Itu pun yang ketahuan dan diproses oleh hukum, yang tidak ketahuan dan tidak diproses oleh hukum lebih banyak lagi. Contohnya, kasus cek perjalanan yang diungkap Agus Condro sampai hari ini tak tahu bagaimana ujungnya.
No comments:
Post a Comment