pincang kakinya terjerembat diatas kubangan lumpur di pasar siang itu. sambil bersanad
pada sebuah jongko reyot, bapak tersenyum pada bayangannya
sesekali ia menggaruk lengan kurusnya yang terbungkus kulit bertato—seperti batik
nampak sibuk ia mengusir lalat dengan lembaran rupiah hasil butiran leksotan yang baru saja
habis terjual. retak sudah keresahannya hari itu
di tepian nasib bapak berdiri. menyongsong risiko jeratan jeruji
atau bahkan sebutir timah panas
mengayuh jentera kehidupan yang semakin tersendat
menyebrangi jembatan di atas tebing
di rumah, ibu menanti dengan sebuah panci kosong. dalam segumpal harapan, merajut cemas
pada angkasa mendung. matanya jemu, menunggu bimbang di depan pintu
bertanya kapan mentari itu terbit
menggambarkan masalah sosial yah?
ReplyDeletehmmm.. keren ^^,
another good one ^^,
like it ^__^
yah.. kira2 begitu lah cell,,
ReplyDeleteterinspirasi dari seorang pengedar narkoba